TEMPO.CO, Jambi - Pemerintah Provinsi Jambi mengakui kegiatan hujan buatan yang dilakukan atas kerja sama pemerintah daerah dengan pemerintah pusat belum memberikan hasil yang memuaskan. Sebagai indikatornya, titik panas (hot spot) masih tetap banyak dan asap pun masih menyelimuti udara di atas Kota Jambi dan sekitarnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, Zubaidi AR, menjelaskan bahwa hujan buatan tidak sepenuhnya berhasil mengatasi kebakaran lahan dan hutan. Penyebabnya banyak kendala, antara lain, sulitnya menemui awan untuk tempat menaburkan garam. »Tapi saya tidak sependapat bila kegiatan hujan buatan disebut mubazir," katanya, Selasa, 18 September 2012.
Menurut Zubaidi, pelaksanaan hujan buatan dengan menelan dana dari pemerintah pusat senilai Rp 3,5 miliar akan dilaksanakan satu bulan penuh. Saat ini masih tersisa 15 hari ke depan.
Zubaidi memaparkan kerja tim pelaksana hujan buatan yang terdiri atas pemerintah daerah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT), serta TNI Angkatan Darat tidaklah mudah. Ketika dikerjakan hujan buatan di salah satu kabupaten, pada saat yang sama di kabupaten lain muncul titik panas.
Berdasarkan data satelit NOAA, titik panas terpantau di Provinsi Jambi pada Senin, 17 September 2012 mencapai 122 titik, meningkat 11 kali lipat dengan sehari sebelumnya yang hanya berjumlah 11 titik.
Titik panas tersebut tersebar di delapan kabupaten dari sembilan kabupaten dan dua kota di Provinsi Jambi. Terbanyak ditemui di Kabupaten Tebo, yakni 30 titik. Sedangkan kondisi indeks standar pencemaran udara di atas Kota Jambi dan sekitarnya saat ini mencapai angka 87 atau tergolong sedang karena angka yang dianggap membayakan bagi kesehatan di atas angka 100.
Sebelumnya Direktur Eksekutif Perkumpulan Hijau Jambi, Feri, menilai hujan buatan yang dilakukan di Provinsi Jambi mubazir. "Menurut saya, hujan buatan mubazir dan hanya menghabiskan uang negara sehingga kebijakan tersebut tidak efektif," ujarnya.
Menurut Feri, kebakaran yang terjadi di Jambi sebagian besar berada di kawasan gambut. Padahal, untuk memadamkan gambut tidak bisa dengan hujan buatan. Sebab, gambut yang terbakar dengan kedalaman mencapai enam meter.
Ketua Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Jambi, Djazim Syaifullah, menolak jika tim TMC sebagai pelaksana hujan buatan dinilai gagal mengatasi masalah asap di Jambi. Setiap hari tim sudah berupaya untuk melakukan penaburan garam di atas awan agar hujan terus terjadi di Provinsi Jambi. "Bagaimana asap bisa hilang jika pembakaran lahan terus berlanjut. Kondisi ini perlu adanya koordinasi dengan pemerintah daerah agar bisa memberikan pengertian kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan," ucapnya.
Djazim menjelaskan selama 12 hari pelaksanaan hujan buatan masih berjalan normal. Setidaknya satu ton garam disebar di atas langit Jambi setiap hari. Sampai sekarang sudah 11 ton garam yang disebarkan.
SYAIPUL BAKHORI
Berita Terpopuler:
Selingkuhan Rooney dan Balotelli Hamil
Begini Nasib Keluarga Pembuat Film Anti-Islam
Munarman Terjengkang Saat Demo Film Anti-Islam
Iran Akan Kejar Pembuat Film Anti-Islam
Kubu Foke Bantah Haiya Ahok Direncanakan
18 Sep, 2012
-
Source: http://id.berita.yahoo.com/hasil-hujan-buatan-diakui-belum-memuaskan-121406313.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
Anda sedang membaca artikel tentang
Hasil Hujan Buatan Diakui Belum Memuaskan
Dengan url
http://mobile-sulition.blogspot.com/2012/09/hasil-hujan-buatan-diakui-belum.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Hasil Hujan Buatan Diakui Belum Memuaskan
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Hasil Hujan Buatan Diakui Belum Memuaskan
sebagai sumbernya
0 komentar:
Post a Comment