Menperin Pelajari Boikot Kertas oleh Walt Disney
Senin, 29 Oktober 2012 | 14:45 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, pihaknya tengah mempelajari kasus pemboikotan produk kertas asal Indonesia oleh perusahaan asal Amerika Serikat, Walt Disney.
"Pemerintah sedang berunding dengan pihak Disney mengenai tuduhan produk kertas dari Indonesia tidak ramah lingkungan," ujar Hidayat di Jakarta, Senin (29/10/2012).
Hidayat menambahkan, pemerintah meminta asosiasi kertas untuk bertindak sesuai dengan peraturan agar terhindar dari kesalahan yang lebih fatal.
"Diharapkan asosiasi kertas mengikuti prosedur yang berlaku dan pemerintah akan membantu penyelesaian masalah yang mengganggu industri dalam negeri," tandasnya.
Boikot Disney terhadap produk kertas asal Indonesia yang diduga tidak ramah lingkungan dinilai merugikan produsen di dalam negeri dan menurunkan kinerja ekspor.
"Dampak pemboikotan produk kertas yang dilakukan Walt Disney memang tidak besar. Namun, pandangan konsumen di luar negeri terhadap kertas dari Indonesia akan semakin buruk," kata Managing Director Corporate Affairs dan Communication Asia Pulp and Paper (APP) selaku anak usaha PT Sinar Mas Tbk, Hendra Gunawan, seusai bertemu dengan Menteri Perindustrian MS Hidayat.
Menurut Hendra, Walt Disney tidak banyak mengonsumsi kertas dari Indonesia. "Selama ini, Walt Disney tidak banyak mengimpor produk kertas dari Indonesia," imbuhnya.
Namun, ia menegaskan bahwa tuduhan bahwa produk kertas dari Indonesia tidak ramah lingkungan itu membuat harga kertas dari Indonesia semakin tertekan dan mengurangi kinerja ekspor.
Ikuti liputan khusus Cerdas Berasuransi
Editor :
Erlangga Djumena
Anda sedang membaca artikel tentang
Menperin Pelajari Boikot Kertas oleh Walt Disney
Dengan url
http://mobile-sulition.blogspot.com/2012/10/menperin-pelajari-boikot-kertas-oleh.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Menperin Pelajari Boikot Kertas oleh Walt Disney
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Menperin Pelajari Boikot Kertas oleh Walt Disney
sebagai sumbernya
0 komentar:
Post a Comment