JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar meminta seluruh pemangku kepentingan untuk tidak selalu memikirkan aliran dana asing (hot money). Pihaknya meminta untuk fokus membenahi dalam negeri.
"Hot money ini memang membingungkan. Ini kan uangnya bergentayangan. Daripada pusing memikirkan itu, lebih baik fokus ke persoalan dan tantangan yang kita hadapi saat ini," kata Mahendra selepas membuka acara Fitch Ratings "Indonesia Beyond Investment Grade" di Hotel Mandarin Jakarta, Rabu (6/2/2013).
Menurut Mahendra, sebenarnya aliran dana asing yang masuk ke Indonesia ini sangat besar. Ini yang akan menjadi katalis bagi perekonomian domestik untuk terus tumbuh. Namun Mahendra juga mengingatkan bahwa aliran dana asing ini memang hanya masuk sekilas karena perekonomian di regional dan global memang masih belum pulih.
Sehingga investor asing ini memang banyak menanamkan investasinya di dalam negeri. Kondisi tersebut turut mempengaruhi investor lokal yang ingin berinvestasi di dalam negeri. Jika investor asing hengkang, maka investor di dalam negeri ini juga turut menunda investasinya.
"Padahal tidak demikian, justru kita harus fokus investasi di dalam negeri. Tapi kita juga tidak menolak investasi asing, khususnya investasi asing langsung (foreign direct investment)," tambahnya.
Berdasarkan data BEI, sepanjang tahun 2011 masih terjadi aliran dana asing masuk (net inflow of foreign capital) sebesar Rp 25,67 triliun. Namun sepanjang 2012, dana asing tersebut melorot menjadi hanya Rp 15,44 triliun.
Dengan kondisi tersebut, juga mempengaruhi kondisi bursa di tanah air. Hal itu bisa terlihat dari porsi kepemilikan asing di dalam saham. Misalnya pada 2008 lalu, asing masih menggenggam 70 persen saham di perdagangan bursa Indonesia. Namun porsinya terus menyusut menjadi 67 persen (2009) dan pada November 2012 lalu tersisa 59 persen.
Di kapitalisasi pasar pun demikian. Nilai kapitalisasi pasar saham meningkat 15,69 persen sepanjang 2012 dari Rp 3.537,29 triliun menjadi Rp 4.092,23 triliun. Namun porsi asing hanya menggenggam 36 persen dari kapitalisasi pasar tersebut.
Editor :
Erlangga Djumena
Anda sedang membaca artikel tentang
Wamenkeu: Jangan Pikirkan Hot Money
Dengan url
http://mobile-sulition.blogspot.com/2013/02/wamenkeu-jangan-pikirkan-hot-money.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Wamenkeu: Jangan Pikirkan Hot Money
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Wamenkeu: Jangan Pikirkan Hot Money
sebagai sumbernya
0 komentar:
Post a Comment