Jakarta - Setiap tahun diaspora India di Indonesia rutin mengirim perwakilannya untuk mengikuti kontes Miss India Worlwide. Pada ajang internasional tersebut, para diaspora India di negara-negara lain saling bersaing untuk mengenakan tiara dan mendapat gelar "Miss India Worldwide".
Namun setelah 2006 ternyata pelaksanaan Miss India-Indonesia terhenti karena beberapa hal.
Shanti Tholani, pemenang Miss India-Indonesia tahun 1997 merasa tergerak untuk melahirkan Miss India-Indonesia kembali sebagai penerus generasi.
"Akhirnya di 2012 saya angkat kembali, karena sangat disayangkan bila acara seperti ini terhenti. Ini bukan sekedar kontes kecantikan, tetapi kita juga fokus pada apa yang ada di dalam. Bagaimana para kontestan bisa merasa bersyukur dengan apa yang ada di dirinya. Dan yang terpenting, bagaimana ketidaksempurnaan bisa mereka transformasikan menjadi sesuatu yang lebih positif," ungkap Shanti, Country Manager Miss India-Indonesia pada acara "Crowning Miss India-Indonesia 2014" di Jakarta, Jumat (24/1).
Kemudian Miss India-Indonesia tidak menggunakan sistem karantina. Menurut Shanti, hal itu disebabkan karena para peserta berusia antara 17 - 27 tahun, dimana mereka banyak yang masih harus bersekolah, kuliah atau bahkan bekerja.
Agar tidak mengganggu aktifitas mereka, pihak Miss India-Indonesia hanya melaksanakan training setiap akhir pekan.
"Kita bekerjasama dengan Star Harvest Academy dengan mengadakan training dasar seperti modeling, make up dan sebagainya. Namun, yang utama kita memberikan training untuk membangun karakter dan kepribadian mereka," terangnya.
Selain itu, Miss India-Indonesia juga bekerjasama dengan Yayasan Pulih untuk meningkatkan kepedulian para kontestan terhadap isu-isu yang terjadi pada perempuan.
Shanti menambahkan, bahwa India dan Indonesia memiliki kemiripan dalam hal kultur dan juga isu-isu kekerasan terhadap perempuan.
"Tahun lalu para kontestan mengikuti banyak kegiatan dari Yayasan Pulih dan mereka juga membuat video yang mengangkat isu dating violence (kekerasan dalam pacaran). Melalui program ini kita ingin menegaskan, bahwa menjadi Miss India-Indonesia bukan hanya harus cantik, tetapi juga harus melihat apa yang terjadi di lingkungannya, ikut terjun langsung dan buat perubahan," kata Shanti.
Shanti selalu mengusahakan agar para kontestan setiap tahunnya bisa terlibat dengan aktifitas-aktifitas sosial di Indonesia. Menurutnya walaupun mereka sebagian besar berdarah India, namun tetap saja mereka tinggal dan bahkan lahir di Indonesia.
"Di sini (Indonesia) adalah rumah. Memang kasus-kasus perkosaan sedang sering terjadi di India dan kitapun juga akan menjalin kerjasama dengan pihak-pihak di sana untuk berkontribusi. Namun itu bukan fokus kita saat ini. Kita harus memulai dari lingkungan terdekat kita dulu," imbuh Shanti.
Tahun lalu Miss India-Indonesia mengirim perwakilannya, Shreenjit Kaur (18) ke Kuala Lumpur, Malaysia untuk mengikuti "Miss India Worldwide". Shreenjit berhasil mengalahkan 27 kontestan yang lain di Indonesia.
Pada ajang ini Shreenjit berhasil masuk ke 10 besar dan mendapat penghargaan "The Best Face".
Tahun ini, Miss India-Indonesia akan mengirim Mansi Sharma (18) yang merupakan runner-up Miss India-Indonesia 2013.
Mansi akan bersaing dengan diaspora India dari negara lain di New Zealand pada Mei mendatang.