Powered by Blogger.

Popular Posts Today

Pengakuan Belum Mualaf Jonas Rivanno Buat Keluarga Asmirandah Kecewa

Written By Unknown on Friday, November 15, 2013 | 2:13 PM


Jakarta - Pernikahan Asmirandah dan Jonas Rivanno yang selama ini disembunyikan mulai terkuak. Pernikahan yang berlangsung 17 Oktober 2013 itu memunculkan tanda tanya perihal keyakinan yang dianut Jonas kini.


Menurut paman Asmirandah, Arman Abu Ahmad yang membenarkan pernikahan Asmirandah dan Jonas, saat menikah Jonas telah melampirkan surat keterangan masuk Islam yang ditandatangani Jonas di atas Materai.


"Iya benar, tanggal 17 oktober kemarin sudah menikah. Dan saat pernikahannya itu Jonas sudah melampirkan surat keterangan telah memeluk agama Islam yang dia tanda tangani di atas materai," ungkap Arman Abu Rahman saat ditemui dikediaman orangtua Asmirandah dikawasan Beji, Depok, Jawa Barat, Kamis (14/11) malam.


Lebih lanjut, dengan pengakuan Jonas yang menyatakan dirinya masih beragama kristen jelas telah menyakiti hati keluarga Asmirandah.


"Ya pasti kecewa berat ya, kami selaku keluarga merasa dibohongi. Harusnya ya jangan begitu lah. Ibunya Andah nangis terus. Mungkin ya karena hati ibu ya khawatir banget," lanjut Arman.


Jonas di mata keluarga Asmirandah dikenal baik dan dianggap tepat mendampingi Asmirandah. Namun sejak pemberitaan tentang pernikahan Jonas dan Andah (panggilan Asmirandah) terkuak di media, sikap Jonas berubah drastis dan hal itulah yang membuat kecewa keluarga.


"Dia baik sama keluarga. Meski jarang ngobrol sama saya, tapi kita menganggapnya baik karena kami beranggapan kita sama-sama (muslim). Tapi sejak pengakuan itu, Jonas tidak pernah terlihat lagi di sini dan sampai sekarang pun menghilang," tuturnya.


Jonas Rivanno sendiri sudah memiliki surat resmi yang dikeluarkan MUI Depok tentang dirinya yang telah menjadi mualaf. Jonas sendiri masuk Islam di di Masjid An Nur Tanah Baru, Depok, Jawa Barat. Sayang peristiwa mualafnya Jonas tidak diakui oleh pria kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 20 Maret 1987 itu.


2:13 PM | 0 komentar | Read More

Ahmad Dhani Akui Tabungannya Menipis

Written By Unknown on Thursday, November 14, 2013 | 2:13 PM


Jakarta - Akibat kecelakaan yang menimpa AQJ pada 8 September 2013 lalu, Ahmad Dhani mengaku sudah mengeluarkan uang senilai Rp 2 miliar. Uang itu untuk pengobatan AQJ dan pemberian santunan kepada para korban kecelakaan.


Ahmad Dhani pun mengaku kini tabungannya telah benar-benar menipis. Bahkan Ahmad Dhani bercerita untuk membawa AQJ berobat ke Singapura, ia tidak sanggup lagi. Hal tersebut dikatakan Ahmad Dhani kala dijumpai dikediamannya dikawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Rabu (13/11) malam.


"Jadi Intinya saya duitnya sudah habis. Gak ada biaya macam-macam lagi untuk urusannya Dul," ungkap Dhani.


Dhani sendiri bercerita, untuk biaya pengobatan salah satu korban AQJ yang harus menjalani operasi lagipun Dhani mengaku sampai meminta down payment honor juri. Bayaran awal itu diminta pada panitia acara ajang pencarian bakat di salah satu stasiun TV. Dhani meminta ada pembayaran di awal dan itu ia gunakan untuk biaya operasi korban kecelakaan AQJ.


"Kebetulan dua hari ini saya nggak punya uang. Jadi mudah-mudahan besok DP nya cair. Biar Pak Wahyudi ini saluran kencingnya bisa los lagi," lanjut Dhani.


Dhani sendiri mengakui bila selama ini biaya pengobatan AQJ murni berasal dari uang pribadinya tanpa bantuan dari mantan istrinya, Maia Estianti. Dhani mengaku malu bila harus meminta Maia.


"Selama ini saya gak patungan (Sama Maia). Saya yang menyelesaikan sendiri. Kalaupun saya mau meminta ke Maia malu dong," tutur pentolan group band Dewa 19 itu.


Lebih lanjut Dhani mengungkapkan, harusnya mantan istrinya itu ikut membantu biaya pengobatan. Karena status Maia adalah ibu kandung dari AQJ.


"Harusnya kan tepo seliro dalam bahasa Jawanya. Namanya anak berdua, kalau senang dinikmati bersama, kalau susah dinikmati bersama juga," tutupnya.


Hingga kini diakui kondisi AQJ memang sudah mulai membaik. Namun untuk perawatan yang lebih intensif Dhani mengaku sedang mengumpulkan uang. Hal ini agar bisa membawa AQJ menjlani pengobatan dengan kualitas terbaik  di Singapura.


2:13 PM | 0 komentar | Read More

KOMPAS.COM - Not Found

Written By Unknown on Wednesday, November 13, 2013 | 2:54 PM





Harian Kompas  |  Kompas TV


Rabu, 13 November 2013










  • Channel

  • Channel








KOMPAS.com tidak dapat menampilkan link yang Anda tuju saat ini

Silakan tunggu beberapa saat lalu refresh halaman ini atau gunakan fasilitas search di bawah ini untuk mencari berita KOMPAS.com





Go
























2:54 PM | 0 komentar | Read More

KOMPAS.COM - Not Found





Harian Kompas  |  Kompas TV


Rabu, 13 November 2013










  • Channel

  • Channel








KOMPAS.com tidak dapat menampilkan link yang Anda tuju saat ini

Silakan tunggu beberapa saat lalu refresh halaman ini atau gunakan fasilitas search di bawah ini untuk mencari berita KOMPAS.com





Go
























2:29 PM | 0 komentar | Read More

Mat Goceng, Permainan Kartu Lokal Pesaing Monopoli


Bandung - Kenal UNO, Yugi-Oh, Magic The Gathering, dan Monopoly Deal? Jika tidak, semua nama yang disebut tadi adalah jenis permainan kartu yang dikenal umum di Indonesia.


Satu kesamaannya, keempat permainan kartu tadi menyenangkan namun merupakan produk luar negeri. Sangat sedikit permainan kartu yang asli Indonesia, dalam arti tak hanya produksinya namun juga pencipta permainannya. Baru-baru ini dirilis satu permainan kartu asli Indonesia di tengah himpitan segala jenis permainan konvensional maupun digital asal luar negeri, Mat Goceng namanya.


Permainan kartu yang dirilis oleh penerbit lokal asal Bandung, Manikmaya Games, ini mengusung tema Batavia era kolonial Belanda tahun 1922. Tokoh utamanya adalah Mat Goceng, seorang jawara yang dicap sebagai Vrijeman (preman) karena enggan mengikuti segala aturan yang ditetapkan pemerintah kolonial Belanda. Di samping itu ada karakter-karakter lain yang ikut meramaikan: Nyi Kencleng, Baba Amsyong, Wan Fulus, Bang Codet, dan Rijkaard Cere.


Dalam Mat Goceng tiap pemain akan mendapatkan kartu karakter yang harus dirahasiakan dari pemain lain, dan mereka harus bisa mencapai objektif dari karakter yang diperoleh untuk memenangkan permainan.


Sebagai gambaran, Mat Goceng bertugas melindungi Nyi Kencleng yang diincar Rijkaard Cere, Bang Codet mengincar Mat Goceng, sedangkan Wan Fulus harus mengumpulkan sebanyak mungkin uang.


Kemampuan menganalisa dan mendeduksi siapa karakter pemain lawan menjadi elemen yang sangat vital dalam permainan. Terlebih lagi bagaimana cara berkomunikasi secara verbal dengan pemain lain untuk meminta ataupun menawarkan bantuan juga sangatlah penting.


Melalui surat elektronik kepada Beritasatu.com, sang desainer permainan, Brendan Satria Atmawidjaya, mengaku terinspirasi oleh salah satu lagu band favoritnya, Sore Band yang berjudul Vrijeman. Ia juga berkeinginan membuat permainan kartu yang mengusung konten lokal, khususnya Betawi karena ia sendiri orang Betawi asli, dan sangat jarang ada permainan yang mengangkat tema budaya Betawi.


"Istilahnya, kalau Jepang punya rounin, kita juga punya vrijeman yang nggak kalah seru untuk diangkat jadi sebuah tema game. Berangkat dari situlah tercetuslah ide ngebuat game dengan tema tentang vrijeman dan jawara silat Betawi," ujar Brendan yang kini bekerja sebagai Lead Designer di Kummara, dalam surelnya.


Proses pengembangan permainan kartu Mat Goceng memakan waktu hingga 1,5 tahun. Yang paling lama adalah proses menemukan inti dan mekanisme permainan yang cocok dan juga penyeimbangan permainan.


Untuk bisa menjadi sebuah permainan yang siap rilis sekarang ini, Mat Goceng butuh lebih dari 30 kali uji bermain, revisi sistem permainan tujuh kali, dan melibatkan lebih dari 100 orang yang menguji permainan. Bahkan pada uji bermain yang pertama kali, hanya digunakan sobekan kertas yang ditulisi nama karakter dan sejumlah uang koin, kenang Brendan.


Mat Goceng dan kawan-kawan yang digambar oleh Rezza Rainaldy pun mengalami beberapa kali perombakan desain. Misalnya Rijkaard Cere yang semula digambarkan mengisap rokok, diubah menjadi seorang tentara kompeni yang non-perokok.


Agar akurat, Brendan juga melakukan beberapa kali riset kepada budayawan dan sejarahwan Betawi, studi literatur.


Lalu mengapa Brendan memilih kartu sebagai media permainan, bukan digital yang lebih populer?


" Potensi board game dan card game sebenarnya tidak kalah besar dibandingkan digital game, pertumbuhan board game dan card game di pasar internasional selalu meningkat dari tahun ke tahun. Dengan card game gue juga mencoba menawarkan alternatif yang bisa dibilang baru dan fresh untuk para gamer di Indonesia," kata pria yang gemar bermain gitar ini.


Namun ia tak menutup kemungkinan suatu saat nanti Mat Goceng juga akan hadir dalam format digital.


Satu buah permainan kartu Mat Goceng dibanderol seharga Rp 96.000 oleh Manikmaya Games. Dari angka produksi awal sejumlah 1000, Brendan memasang target 400 buah Mat Goceng bisa terjual hingga akhir tahun.


Mat Goceng didesain untuk dimainkan tiga sampai enam pemain, dengan usia mulai dari 10 tahun. Lama permainan kurang lebih 20 menit, cocok untuk sekedar mengisi waktu luang.


2:13 PM | 0 komentar | Read More

KOMPAS.COM - Not Found

Written By Unknown on Tuesday, November 12, 2013 | 2:56 PM





Harian Kompas  |  Kompas TV


Selasa, 12 November 2013










  • Channel

  • Channel








KOMPAS.com tidak dapat menampilkan link yang Anda tuju saat ini

Silakan tunggu beberapa saat lalu refresh halaman ini atau gunakan fasilitas search di bawah ini untuk mencari berita KOMPAS.com





Go
























2:56 PM | 0 komentar | Read More

KOMPAS.COM - Not Found





Harian Kompas  |  Kompas TV


Selasa, 12 November 2013










  • Channel

  • Channel








KOMPAS.com tidak dapat menampilkan link yang Anda tuju saat ini

Silakan tunggu beberapa saat lalu refresh halaman ini atau gunakan fasilitas search di bawah ini untuk mencari berita KOMPAS.com





Go
























2:55 PM | 0 komentar | Read More

KOMPAS.COM - Not Found





Harian Kompas  |  Kompas TV


Selasa, 12 November 2013










  • Channel

  • Channel








KOMPAS.com tidak dapat menampilkan link yang Anda tuju saat ini

Silakan tunggu beberapa saat lalu refresh halaman ini atau gunakan fasilitas search di bawah ini untuk mencari berita KOMPAS.com





Go
























2:28 PM | 0 komentar | Read More

Ayu Ting Ting: Ribut dengan Enji Berawal dari Urusan Resepsi Nikah

Written By Unknown on Monday, November 11, 2013 | 2:12 PM


Jakarta - Pedangdut Ayu Ting Ting kecewa dengan pernyataan suaminya, Enji, yang menuding Ayu dan keluarga menuntut resepsi mewah untuk pernikahan. Menurut Ayu, pernyataan Enji itu sangat menyakiti hati keluarganya.


"Keributan itu memang awalnya dari acara resepsi. Awalnya kita sepakat akan diadakan resepsi sederhana, tiba-tiba dari sana (pihak Enji) tidak menginginkan resepsi," ungkap Ayu Ting Ting di Pondok Indah, Jakarta Selatan, Minggu (10/11) malam.


Pernyataan Enji tidak bisa diterima Ayu. Menurut Ayu, ia dan keluarganya dikatakan Enji meminta resepsi mewah.


"Keluarga saya sudah berencana membahas urusan resepsi pernikahan sederhana. Itupun di rumah, bukan di gedung mewah ataupun hotel yang megah. Saya tidak pernah minta itu sama sekali," lanjut Ayu.


Namun wanita asal Depok itu tidak membantah keretakan hubungan rumah tangganya dengan Enji disebabkan urusan resepsi ini.


"Karena masalahnya memang (pembahasan) resepsi. Tadinya kita sepakat resepsi dan tiba-tiba dari sana (pihak Enji) tidak menginginkan resepsi. Itu jelas mengecewakan hati keluarga saya," tutup Ayu.


2:12 PM | 0 komentar | Read More

Polisi Terus Lacak Keberadaan Eddies Adelia

Written By Unknown on Sunday, November 10, 2013 | 2:12 PM


Jakarta - Setelah tiga kali mangkir dari panggilan, polisi kini tengah mencari keberadaan artis Eddies Adelia. Artis tersebut merupakan istri dari Ferry Ludwankara alias Ferry Setiawan, tersangka kasus dugaan penipuan, penggelapan dan tindak pencucian uang, sebesar Rp 45 miliar lebih.


"Sudah dijemput paksa di rumah orang tuanya di Pondok Gede dan Pondok Indah, namun tidak ada. Sekarang masih dicari terus," ujar Juru Bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Rikwanto, Minggu (10/11).


Dikatakan Rikwanto, penyidik melakukan penjemputan paksa karena Eddies sudah tiga kali mangkir dari panggilan polisi.


"Penyidik menjemputnya, karena setelah panggilan pertama (Jumat, 1/11) tidak datang; panggilan kedua (Senin, 4/11) tidak datang; kemudian ditunda hari Kamis (7/11) ia kembali tidak datang lagi," ungkapnya.


Ia melanjutkan, kendati datang surat yang menyatakan Eddies akan datang tanggal 14 November 2013, namun penyidik tidak menolerir.


"Saat ini polisi tengah melacaknya. Apakah di Indonesia atau luar negeri, ini sedang dilacak. Statusnya masih saksi. Belum masuk DPO (Daftar Pencarian Orang)," tandasnya.


Diketahui, Eddies dipanggil sebagai saksi terkait kasus yang menyeret suaminya Ferry Setiawan. Sang suami dilaporkan korban berinisial AM lantaran diduga telah melakukan penipuan dengan kerugian sebesar Rp21 miliar lebih.


Ternyata bukan hanya AM korbannya. Seseorang atas nama Dodi supriadi pun melaporkannya pada tanggal 10 Oktober 2013 lalu. Ia mengalami kerugian Rp24 miliar lebih. Jadi, ada dua laporan polisi. Total kerugian, jika digabungkan berjumlah Rp45 miliar lebih.


2:12 PM | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger