JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana penjualan saham PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) memang sampai saat ini belum kelar. Namun, dapat dipastikan bahwa saham VIVA memang ingin dijual dengan harga yang tepat.
Menurut pengusaha Garibaldi Thohir, yang merupakan kakak Direktur Utama VIVA, Erick Thohir, wewenang penjualan saham VIVA ada di Erick Thohir serta keluarga Bakrie.
"Kalau mau dijual sih pasti, seperti yang diberitakan di media. Penjualan (VIVA) ini, kan, tergantung kalau harganya cocok. Kan, Pak Ical (Aburizal Bakrie) dan Pak Anin (Anindya Bakrie) sudah bilang juga," kata Garibaldi atau yang akrab disapa Boy Thohir ini, saat ditemui di acara Fortune Indonesia Most Admired Companies (FIMAC) di Atrium Hall Sampoerna Strategic Square Jakarta, Kamis (2/5/2013).
Sayangnya, Boy enggan menjelaskan lebih lanjut proses penjualan saham VIVA ini ke banyak pihak, termasuk ke pengusaha Trans Corp, Chairul Tanjung atau ke grup Media Nusantara Citra (MNC) Hary Tanoesoedibjo. "Sampai sekarang saya tidak tahu bagaimana prosesnya," katanya.
Seperti diberitakan, Komisaris Utama PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) Anindya Bakrie mengatakan, pihaknya tidak membantah, tetapi juga tidak membenarkan soal minat Chairul Tanjung membeli 100 persen saham VIVA. "Namanya perusahaan terbuka, setiap hari memang selalu ada jual beli. Bahkan, ketertarikan itu datang dari banyak pihak dan mekanisme seperti itu tidak salah. Tapi saya senang kok VIVA banyak yang meminati," kata Anindya saat ditemui selepas konferensi pers Kadin di Hotel Grand Melia Jakarta, Senin (8/4/2013).
Namun, Anindya enggan menjelaskan siapa investor yang berminat membeli saham VIVA tersebut. Bahkan, saat ditanyakan soal ketertarikan Chairul Tanjung, Anindya hanya melempar senyum khasnya sambil terus berlalu.
Hingga saat ini, Anindya mengaku bahwa kinerja VIVA masih gemilang. Dari laporan belum audit, pendapatan VIVA di kuartal I-2013 saja sudah meningkat sekitar 40 persen. "Minat dari investor lain pasti ada, yang lain juga banyak. Tapi kalau bicara soal itu (rencana akuisisi), lebih baik bicara ke perusahaan sendiri saja," katanya.
Seperti diberitakan, Chairul Tanjung akhirnya buka suara terkait pembelian VIVA. Orang terkaya kelima di Indonesia ini mengaku ingin membeli saham pengendali VIVA seorang diri secara tunai. "Kami salah satu penawar utama. Kami mengajukan proposal untuk membeli semuanya, saku saya masih dalam," ucap pria berusia 51 tahun ini di Bali, seperti dikutip Reuters, Jumat (29/3/2013).
"Hanya kami yang bisa membayar tunai 100 persen, tapi masih belum ada kesepakatan," kata Bos CT Corp ini.
Chairul mengatakan, CT Corp akan mencari pinjaman baru untuk membeli tunai saham perusahaan media milik keluarga Bakrie itu. Namun, ia menolak menyebutkan berapa nilai yang akan dipinjamnya. Keluarga Bakrie memasang valuasi VIVA 1,2 miliar dollar AS-2 miliar dollar AS.
Namun, menurut sumber-sumber Reuters, tampaknya nilai penjualan VIVA sekitar 1,8 miliar dollar AS. Padahal, kapitalisasi pasar VIVA hingga pekan ini hanya sekitar 800 juta dollar AS. Bila rencana akuisisi tersebut mulus, CT Corps bakal mengontrol 4 stasiun televisi sehingga menguasai lebih dari 40 persen belanja iklan media televisi yang nilainya mencapai 1,7 miliar dollar AS pada tahun 2011. Saat ini, CT Corp menguasai Trans TV dan Trans 7.