JAKARTA, KOMPAS.com — Pereli andal Indonesia, Subhan Aksa, akan memulai lagi perjuangan merajut prestasi di kancah Kejuaraan Reli Dunia (World Rally Championship).
Kini di WRC-2 Subhan menggandeng Nicola Arena sebagai navigator permanen dalam 7 seri lomba yang diikuti. Navigator berpengalaman asal Italia itu sempat mendampinginya di Reli Italia 2012.
Setelah finis 5 Besar FIA PWRC (Production World Rally Championship) 2012, pada musim ini ia bertarung di kelas WRC-2 yang baru dilombakan tahun ini. Ini kelas gabungan SWRC dan PWRC yang dilombakan beberapa tahun belakangan. Levelnya hanya setingkat di bawah kejuaraan utama WRC dengan kontestan yang umumnya juara nasional di negara masing-masing.
Atmosfer baru ini akan dijalani Subhan dengan mobil baru juga. Ia akan menggunakan Ford Fiesta RRC (Regional Rally Car) yang merupakan turunan dari Ford Fiesta RS WRC. Didukung penuh oleh M-Sport sebagai rumah modifikasi resmi yang mengembangkan mobil-mobil reli Ford, pilihan itu tak lain karena spesifikasi teknis mobil ini lebih klop dengan regulasi teknis yang ditetapkan FIA.
Spesifikasi kedua mobil ini sebenarnya hanya beda sedikit, antara lain sistem aerodinamika dan pipa turbo yang beda diameternya. Singkatnya, dengan waktu hanya enam jam, Fiesta RRC bisa dimodifikasi menjadi Fiesta RS WRC hanya dengan menyesuaikan regulasi teknisnya.
“Dari aspek kenyamanan dan performa, saya sudah membuktikan keandalan Mitsubishi Evo X baik di PWRC maupun kejurnas. Ini pacuan yang telah saya pakai sejak awal menggeluti dunia reli dan telah memberikan tiga gelar juara Indonesia pada 2009, 2010, dan 2012,” kata Subhan dalam pertemuan santai dengan sejumlah rekan media di Jakarta, Selasa (2/4/2013), menjelang Reli Portugal yang akan berlangsung 11-14 April 2013.
Ia merasa tak mungkin lepas dari Mitsubishi karena sedemikian panjangnya sudah perjalanan dengan mobil pabrikan Jepang itu. Bisa dibilang akrab dengannya sejak masa remaja dan saat mulai menggeluti reli dalam negeri. “Jadi, jangan ada yang coba-coba menawar atau ingin membelinya,” gurau Subhan.
“Mobil itu tak akan menganggur karena tetap menjadi andalan kami untuk Kejuaraan Nasional dengan target gelar keempat. Kami berani pasang target juara karena sudah paham betul karakter mobil ini dan daya gempurnya di lintasan reli Indonesia yang sebenarnya tak kalah berat dari reli di negara lain. Untuk WRC2 belum beranilah pasang target. Masih beradaptasi dengan mobil, setir kiri pula,” katanya.
Ia mengakui punya risiko tersendiri saat memilih pacuan dengan sistem kemudi kiri. Tak hanya butuh waktu untuk adaptasi karena inilah kali pertama ia pakai mobil reli dengan kemudi kiri. Akibat yang lebih signifikan adalah berubahnya driving style.
Risiko lain adalah kemungkinan sulitnya bersaing pada seri-seri awal. Selain karena proses tadi, calon-calon lawan di WRC-2 pun sangat berpengalaman. Selain beberapa peserta eks PWRC, para pentolan pereli muda dukungan pabrikan dari Skoda dan Proton pun bergabung di kelas ini, antara lain Sepp Wiegand dan Esapekki Lappi dari pabrikan Skoda, Per-Gunnar Andersson dari pabrikan Proton yang sudah malang melintang di balap reli dan bahkan dari tim reli dunia, seperti Qatar M-Sport WRT (World Rally Team), yang akan diwakili oleh pereli Elfyn Evans.
Semua nama ini sudah malang melintang dan punya prestasi di reli dunia. Bahkan, Robert Kubica, eks pembalap Formula Satu yang sejak tahun lalu hijrah ke ajang reli, pun akan bergabung di kelas ini. Meski baru, kemampuannya di atas mobil reli pun sudah bikin decak kagum pereli lainnya. Seperti Subhan, Kubica memulai pertarungannya dari Reli Portugal nanti.
“Melihat peta kekuatan dikelas WRC-2 tersebut, persaingan akan berat tahun ini dengan total 29 pereli yang akan saling menjagal untuk merebut gelar juara dunia. Saya akan berusaha tampil maksimal untuk bisa mempertahankan posisi 5 besar, tetapi target realistis sebelum reli berlangsung kemungkinan berada 10 besar di akhir tahun atau di setiap reli insya Allah tercapai. Saya berharap semoga tim bisa mempersiapkan mobil dengan setting-an terbaiknya pada saat nanti kita uji coba pada 8 April menjelang Reli Portugal sehingga saya bisa langsung nyaman mengendarai kendaraan yang saya belum begitu berpengalaman,” terangnya.
“Jadi, kami tahu dirilah untuk tidak pasang target muluk. Namun sekali lagi, kami bertekad akan berjuang semaksimal mungkin sebagai wujud tanggung jawab karena apresiasi yang kami terima tahun lalu sungguh luar biasa. Pada musim ini, misalnya, kami mulai bekerja sama dengan Pertamina Fastron.”
Dengan semangat Fastron Goes to the World, Pertamina telah memberikan dukungan penuh kepada Subhan Aksa yang akan berlaga di ajang balap internasional dan menunjukkan besarnya komitmen Pertamina untuk mendukung terciptanya prestasi-prestasi anak bangsa di ajang olahraga balap Internasional. “Sinergi penting ini tentu tak lepas dari hasil pencapaian tahun lalu,” kata lajang 26 tahun itu yang punya obsesi meneruskan karier relinya sampai tingkat WRC.
Dua hal lagi yang baru. Kini bendera timnya adalah Bosowa Fastron Rally Team (BFRT). Berikutnya adalah soal navigator. Tahun lalu ia menggunakan empat navigator berbeda dalam enam penampilan di PWRC.
Kini di WRC-2, Subhan menggandeng Nicola Arena sebagai navigator permanen dalam 7 seri lomba yang diikuti. Navigator berpengalaman asal Italia itu sempat mendampinginya di Reli Italia 2012.
“Ia sudah ikuti 300-an kejuaraan reli. Pacenote yang ia miliki di berbagai trek akan sangat membantu. Komunikasi kami pun berjalan baik karena sudah kenal lama,” katanya. Apalagi nanti pada saat di Portugal, Ubang (panggilan akrabnya) akan melakukan uji coba di lintasan SS yang pernah dijalani beberapa event reli dunia dimana Nicola Arena memiliki pengalaman menjalaninya.
Untuk kejuaraan nasional, Subhan tetap dinavigatori Hade Mboi. Seperti catatan prestasi Subhan, Hade pun menjadi pemegang gelar navigator terbaik pada musim 2009, 2010, dan 2012. Di kancah reli dunia, peran Hade masih sama seperti musim lalu, yakni sebagai tim manajer.
Dari 13 putaran WRC tahun ini, manajemen tim BFRT memilih 7 even yang akan diikuti sesuai jumlah minimal yang disyaratkan WRC-2 dan hanya diambil poin terbaik dari 6 even. Pemilihan ini tak lepas dari aspek pembinaan dan pencarian pengalaman buat Subhan untuk persiapan ke jenjang paling tinggi nantinya. Karena itu dipilihkan variasi baru even reli dunia dengan memasuki seri-seri di mana ia belum pernah menjadi peserta.
Destinasi pertama adalah Reli Portugal (11-14 April) dan selanjutnya seri Yunani (31 Mei-2 Juni), Jerman (22-25 Agustus), Australia – tentatif (12-15 September), Prancis (3-7 Oktober), Spanyol (24-27 Oktober), dan Wales (13-17 November).
“Portugal, Prancis, dan Wales adalah penjelajahan baru buat Subhan. Tim sengaja memilih even itu untuk menambah pengalaman dan mengasah skill di berbagai macam karakter lintasan. Syukur kalau dalam proses tersebut ternyata juga mencapai prestasi membanggakan seperti PWRC musim lalu. Yang penting, sangat terbuka kesempatan ikut WRC di kesempatan mendatang, ia telah siap,” imbuh Hade.
WRC2
WRC-2 diluncurkan FIA (Federasi Balap Mobil Internasional) mulai 2013 sebagai pengganti kelas SWRC dan PWRC. Di bawah kelas ini adalah WRC-3 yang merupakan pengganti PWRC dan Junior WRC Championship (menggunakan mobil katagori R1, 2, dan 3 berpenggerak 2WD) yang dikhususkan buat peserta di bawah usia 26 tahun dan belum berpengalaman.
Penyelenggaran WRC-2 berbarengan dengan kelas WRC dengan menggunakan lintasan yang sama.
WRC-2 melombakan mobil-mobil katagori RRC, R5, R4, Super 2000 dan Grup N4 berpenggerak 4-WD. Masing-masing punya kejuaraan kelas masing-masing, tapi saling bertempur untuk perebutan poin kejuaraan dunia.
Kontestan WRC-2 harus ikut minimal 7 seri lomba dan boleh memilih yang mana saja dari 13 seri lomba WRC 2013. Namun, poin yang dihitung untuk menentukan gelar dunia hanya diambil pada enam hasil finish terbaik.
Fiesta RRC (Regional Rally Car) adalah salah satu mobil kompak yang bertarung di WRC-2. Mobil 1.600 cc ini merupakan turunan Ford Fiesta RS WRC yang digunakan sejumlah pereli elit di kancah WRC.
Bedanya hanya sedikit di bagian mesin dan sistem aerodinamika dan itu pun karena penyesuaian saja dengan regulasi teknis yang berlaku di WRC dan WRC-2. Demikian banyaknya persamaan, sehingga para teknisi bisa mengubah spek Fiesta RRC jadi versi RS WRC hanya dalam enam jam.
Fiesta RRC adalah hasil kolaborasi Ford dengan rumah modifikasi M-Sport yang sudah lama membangun dan meluncurkan brand ini di WRC. Disebut Regional Rally Car karena konsepnya adalah jadi mobil penghubung bagi para juara nasional atau regional untuk menuju kelas puncak WRC.